0

The One





Sore tadi Linda bilang, dia sudah menemukan "the love of her life". Ya, ya, ya. Si Bajingan Kampret itu :( Dia bilang, apapun yang telah terjadi, sesakit apapun luka yang dia rasakan sekarang, tetap saja tidak mengubah kenyataan bahwa cuman si Bajingan Kampret itu yang berhasil memiliki dia... body and soul, completely! Hah!

Lepas dari kebencian saya dengan cowok yang gebleg surebleg itu, saya tak bisa untuk tidak terkagum-kagum sama Linda.
Bukan karena kerelaannya untuk sakit hati yang memungkinkan dia untuk menangis bombai again and again, tapi karena dia telah berhasil mendefinisikan seseorang sebagai The Love of Her Life; dan itu kan bukan hal yang gampang!

Bayangkan saja.
Cinta dalam hidupnya.
Ketika kita sudah memberikan gelar itu kepada seseorang lalu kemudian suatu saat nanti kita putus dan punya pacar baru... then what is he? The Love of My Life, the sequel? Kemudian putus lagi... apa jadinya? The Trilogy? Kalau sampai punya pacar sebanyak saya, gimana? *hidih, punya mantan banyak kok sombong sih, La... itu kan artinya lo gebleg aja pacaran bolak balik tapi ga pernah berhasil nyeret mereka sampai ke depan penghulu! hehe*

Dan saya pun bilang sama sahabat saya.
"Gua pernah kayak elo kan, Bu... yang dikit-dikit bilang, he's the one.. he's the one... sampai akhirnya gua sadar kalau cinta itu bukan kata yang sembarangan. Bahkan, menurut gua, kata cinta itu bakal kehilangan maknanya kalau diucapkan tanpa hati dan perasaan.. yang diucapkan sambil lalu ketika buru-buru menyudahi telepon... the magic will be lost."
"He eh."

"Dan ini bikin gua sekarang mikir-mikir panjang dulu sebelum memvonis seseorang sebagai the love of my life..."

"He eh.. I know."

"I'd rather think that he's a great guy, instead of The One."

"Hm... iyah.."

"Lo tahu, lo ha-ah he-eh dari tadi... tapi benernya, lo ngerti maksud gua, kan?"

"Lo mempertanyakan soal kenapa gua bilang Bapak Satu Itu as The One, kan? The Love of My Life, kan? Lo kuatir gua sembarangan bilang gitu, kan? Lo kuatir karena lo tau banget, gue ini orang yang trauma sekali sama komitmen, kan?"

"Gua cuman khawatir elo terlalu membebani diri lo sendiri dengan label itu, Say."

"So?"

"Apa lo nggak gegabah untuk bilang kalau dia itu Your One?"


Linda tersenyum. "Hey, gue pernah bilang kan, soal ada sesuatu yang sifatnya nggak bisa diterjemahkan dengan apapun kecuali dirasain sama hati?"

...yeah, been there.
and still doing it! :)

Saya mengangguk. Pasrah aja. Pasti kalah deh, argumentasi saya.. :)

"He completed me, La. With anything that he did to me... he just completed me."

Saya terdiam.

"Dan ketika gue sadar kalau dengan sama dia gue merasa komplit... di situlah gue tahu... laki-laki itu... is the love of my life. Dan nggak butuh kata-kata untuk menjelaskan ke banyak orang kenapa gue menganggapnya begitu, kan?"

Detik itu juga, saya seolah tahu bagaimana rasanya menjadi orang bisu.
Saya..
speechless.

*Sambil pikiran saya terbang kemana-mana... membayangkan... siapa yang bakal berduet dengan saya, menyanyikan lagu Finally Found Someone, di hari pernikahan kami berdua... di sebuah pesta kebun... my picture perfect of wedding party....*

SokRomantis Mode : ON
And ON
and ON
and yeah...
STILL ON..... :)

0 komentar: