0

when love and hate collide





You could have a change of heart, if you would only change your mind
Instead of slamming down the phone girl, for the hundredth time
I got your number on my wall, but I ain't gonna make that call
When divided we stand baby, united we fall

Got the time got a chance gonna make it
Got my hands on your heart gonna take it
All I know I can't fight this flame
You could have a change of heart, if you would only change your mind
Cause I'm crazy 'bout you baby, time after time

Without you
One night alone Is like a year without you baby
Do you have a heart of stone
Without you
Can't stop the hurt inside
When love and hate collide

I don't wanna fight no more, I don't know what we're fighting for
When we treat each other baby, like an act of war
I could tell a million lies and it would come as no surprise
When the truth is like a stranger, hits you right between the eyes

There's a time and a place and a reason
And I know I got a love to believe in
All I know got to win this time

[Repeat Chorus]

[SOLO]

You could have a change of heart, if you would only change your mind
Cause I'm crazy 'bout you baby...Crazy...Crazy

Without you
One night alone
Is like a year without you baby
Do you have a heart of stone
Without you
One night alone
Is like a year without you baby
If you have a heart at all
Without you
Can't stop the hurt inside
When love and hate collide
0

Sleepless Nites


I'm not being myself, lately.
I am changed into someone that I really hate.
I became totally bitchy over ridiculous things.
I am not happy.

Jauh dari bahagia...

Then I decided to look back in the past few weeks. 
Betapa saya telah berubah menjadi semacam vampir *iya, but the beautiful one.. hehe* yang menganggap siang adalah malam dan malam adalah siang.

No offense buat yang hobi begadang, ya..
Karena buat seorang yang biasanya paling telat tidur jam 12 malem everynite, sekarang baru bisa memejamkan mata pukul setengah empat pagi. Setiap hari! Dan musti bangun sejam berikutnya buat ngantor... 

KURANG KERJAAN BANGET, KAN????

Apa yang saya lakukan?
Nulis.
Utak atik widget blog.
Nulis lagi.
Ganti widget dan theme lagi.
Sampai bego.
Sampai mata saya cekung-kung-kung-kung!!!!

Oh my!!!!
Gue bisa jadi kurus kalo terus-terusan begini!! *ups, bukannya itu mau elo, Boss? wekekeke*

So I decided to change...So I decided to sleep earlier...
Dan dimulai malam ini aja.

Jangan ganggu saya dengan telepon2 dan SMS2 bawelmu itu ya? (emang ada? hihihi)
Jangan pula iseng negur saya di YM karena saya ngg
ak bakalan nyapa balik (lha, udah ngorok, kan!! hehe... lagian, emanga ada? hehe)

Oh ya.
Jangan ganggu tidur-tidur saya besok-besoknya lagi, okay?
Sumpah. 
Saya bener-bener masih kepingin jadi perempuan cantik 
dengan mata super fresh di pagi harinya...
dan bukan perempuan yang ngantuk seperti ini...



Nggak ada cakep-cakepnya kan?
Bener kan?
Jelek kan?
Matanya cekung, kan?

Apa? Cakep? Kayak Demi Moore? 
Sumpeh lo???

Wakakaka... edan nih saya
musti segera tidur kayaknya!

bye everyone..!


psssttt.... Iya, iya.. ngaku.. saya cuman pamer photo!! wekekekeke...


1

Bidadari Badung

Kalau musim liburan...
Siap-siap aja, rumah (yang udah berantakan banget itu) jadi sangat sangat berantakan karena ulah dua Bidadari Badung tercinta saya ini...




Mainan Playdough, hadiah dari Aunty Lala dan Om 
Micha di teras rumah...

Keke yang feminin dan sok imut tapi doyan nangis
*iye, iye, kayak tantenya!* hihihi... 


Kiki yang bawel dan tomboi abeesss...

Hasil karya... (apa? Mereka? BUKAN!
itu bikinan saya dan Om Micha!
 hehehe... yang semangat malah Tante sama Om-nya neeh... wkakakaka...)


But I love them, with all my heart... *dan untungnya, asisten rumah tangga saya datang siang itu jadi bisa bantuin beres-beres! wekekekeke*



0

Ugh Yeah!

I saw my books this afternoon, di sebuah toko buku di dalam sebuah Mal besar di Surabaya, berjajar berdampingan dengan buku-buku Dewi Lestari yang super famous itu, di rak paling atas buku-buku Sastra Indonesia, dan tertata rapi di sana...


And I just said:
UGH, YEAH!

oh, nggak sekedar UGH YEAH aja, sih... tapi langsung girang nggak jelas gitu deh! wekekeke....
2

It's finally over...

Tiba-tiba saya merasa sangat tolol.
Merasa sangat bodoh, goblog, dan segala jenis sifat yang sederajat.

Detik ini juga, saya pingin semuanya selesai saja.
Semua rasa yang dulu pernah bermain-main di dalam hati saya.

Sudah.
Cukup.
Selesai.

This game...
is finally over.





When you were here before
Couldn't look you in the eye
You're just like an angel
Your skin makes me cry
You float like a feather
In a beautiful world
And I wish I was special
You're so fuckin' special

But I'm a creep, I'm a weirdo.
What the hell am I doing here?
I don't belong here.

I don't care if it hurts
I want to have control
I want a perfect body
I want a perfect soul
I want you to notice
When I'm not around
You're so fuckin' special
I wish I was special

But I'm a creep, I'm a weirdo.
What the hell am I doing here?
I don't belong here.

She's running out again,
She's running out
She's run run run running out...

Whatever makes you happy
Whatever you want
You're so fuckin' special
I wish I was special...

But I'm a creep, I'm a weirdo,
What the hell am I doing here?
I don't belong here.
I don't belong here.
(Creep -- Radiohead)
4

I don't wanna get married!

After a long, long, and frustrating years..
Setelah dibilangin ina inu sama banyak orang...
Soal jodoh, lah.
Soal umur, lah.
Soal kapan nyusul si A sampai Z, lah.
Soal jangan sibuk ngurusin kerjaan dan melupakan kodrat lah.

Akhirnya..
Saya memutuskan untuk TIDAK MAU NIKAH!!!
Iya.
Nggak mau.
Ogah.
Beneran deh. Ogahhhh!!!!

*lho, emang kenapa sih, La? lo abis disakitin cowok lagi ya?*

Ugh, bukan itu, Guys...
Sungguh bukan itu. Cowok nyakitin saya mah gebleg aja kalee... Bodohnya mereka aja yang nggak mau sama cewek sebaik saya.. huihihihi...
Lagipula, cuman karena disakitin cowok akhirnya saya males kawin?
Ah, kenapa harus nunggu sampai pacar yang kesembilan sih? hehe...

Kamu tahu apa alasan saya nggak mau menikah???
Karena eh karena...

..
..

SAYA JELEK BANGET KALO PAKE KEBAYA!!!
Wakakakaka...
Banci banget deh tampang saya! Sumprit!!!
Nggak ada Luna Maya-Luna Maya-nya sama sekali!!! *ema
ng lo pernah mirip dia, La? Lo kan cuman mirip Demi Moore aja, bukan Luna Maya?* hehe..


(seragam kebaya buat acaranya Mbak Neph, 22 Feb 2009)

Photo itu diambil ketika hari Sabtu siang kemarin, saya fitting baju di butiknya Anne Avantie *BOONG KALEE! hihihi* dan begitu saya pake... buset dah! Kayak maen lenong!!! Huaa... Nggak kebayang deh kalau musti disanggul segala... Haduh, ndak deh.. saya masih waras, Sodara-Sodara... :D

Jadi cuman karena ini akhirnya elo nggak mau nikah La?

Oh.. ndak deng, ndak juga..
Nggak seekstrim itu lah.
Yang saya maksud "I don't wanna get married" itu adalah...
I don't wanna get married dengan baju kebaya seperti itu... I would prefer a gown or simple cocktail dress seperti yang pernah saya tulis di posting ini nih... Pesta kebun dengan pakaian-pakaian yang biasa aja.. minus konde dan jarik yang ribet itu..

Suami saya nanti bakal kompakan nggak ya, dengan ide brilliant saya ini...
*udah, udah. Ndak usah berkhayal... cari suaminya dulu, baru pikirin pestanya!*

hahaha...

Good day, everyone..
Masih pada bobo semua, kan?
Aduh... saya masih melek abis nih jam 3 pagi ini!
*sambil nguprek-nguprek koleksi DVD dan mulai nonton*

Bye....

0

let's keep it simple!

re-post from my old writings


Kenapa kita jatuh cinta dengan seseorang dan kenapa orang lain mencintai kita, menganggap kita adalah pilihannya yang terbaik? Pernahkah terpikir bahwa ada kemungkinan dia atau kita jatuh cinta karena alasan-alasan sederhana yang dia atau kita lakukan? Alasan-alasan sederhana yang akan membuat kita tersenyum-senyum sendiri saat mendengarnya.. atau membuatnya tersenyum saat kita mengatakannya?

Seperti yang diucapkan oleh Harry Burns pada Sally Albright, di dalam film fenomenal, When Harry Met Sally, berikut ini:

I love that you get cold when it’s 71 degrees out. I love that it takes you an hour and a half to order a sandwich. I love that you get a little crinkle above your nose when you’re looking at me like I’m nuts. I love that after I spend the day with you, I can still smell your perfume on my clothes. And I love that you are the last person I want to talk to before I go to sleep at night. And it’s not because I’m lonely, and it’s not because it’s New Year’s Eve. I came here tonight because when you realize you want to spend the rest of your life with somebody, you want the rest of your life to start as soon as possible.

Dan ketika kita memilih untuk menjalani sepanjang sisa hidup bersama seseorang, sebenarnya kita hanya membutuhkan sebuah janji yang sederhana, untuk hal-hal yang sederhana saja. Tak perlu janji-janji muluk, tapi janji sederhana seperti yang dibilang Adam Sandler di filmnya, The Wedding Singer, berikut:





I wanna make you smile WHEN YOU GET SAD
Carry you around when your arthritis is bad
All I wanna do is grow old with you.
I’ll get you medicine when your tummy aches
build you a fire if the furnace breaks
Oh it could be so nice, growin old with you.
I’ll miss you, kiss you, give you my coat when you are cold.
Need you, feed you, I’ll even let you hold the remote control.
So let me do the dishes in OUR kitchen sink
Put you to bed when you’ve had too much to drink.
Oh I could be the man THAT GROWS OLD old with you.
I wanna grow old with you.

Sebenarnya cinta adalah hal yang sederhana. Karena penikmat-penikmatnyalah, cinta terasa complicated and terrifying.

So, let’s keep it simplebecause I think, it’s more beautiful that way… :D




0

Banyak Ketawa --> Banyak Nangis?

Ingat nggak, ketika kita masih kecil dulu, orang tua kita selalu bilang:
"Eh, jangan kebanyakan ketawa, nanti nangis...."

Ingat, kan?
Yang pasti, saya ingat sekali kalau Mami selalu menyuruh saya untuk tidak tertawa terlalu hiperbolis supaya nanti malamnya saya tidak rewel, nangis, dan gelisah nggak bisa tidur.

Saya belum pernah membuktikannya; apa coba korelasi antara laughing out loud in the day and crying so hard in the night? Selain keduanya adalah dua hal yang sama sekali lain, bertentangan, dan tidak punya teori bahwa energi yang berlebihan akan kemudian diolah menjadi air mata (seperti teori karbohidrat dan lemak itu).

Sampai akhirnya, semalam tadi, saya mengalami sendiri apa yang diwanti-wanti oleh Mami saat itu.

Semalam, Meylinda, teman saya, mengajak saya dan beberapa rekan kantor untuk makan di Primarasa, sebagai tanda syukur atas bertambahnya umur Meylinda pada 1 Januari kemarin. Berhubung Meylinda sudah resigned sejak tahun 2007, tentu saja kami punya banyak modal untuk bercerita dan bercanda, yang pastinya dengan beberapa comedian regular: Yoenoes dan Lala :D

Kami tertawa ngakak.
Becanda seolah seorang standing comedian.
Ngomong soal A, B, C sampai Z, dan seolah nggak pernah kehabisan bahan untuk tertawa lebar. Sungguh, malam tadi adalah tertawa paling lepas sepanjang 20 hari yang saya jalani sejak tahun 2009. Kami benar-benar tertawa dengan tingkah polah yang nggak karuan. Jangan bayangkan saya yang kalem, deh... Karena percayalah, saya ini akan kehilangan pesonanya *emang lu punya pesona, La? hehe* kalau sedang beralih peran menjadi badut Ancol :D

Dan seperti yang dibilang Mami, dulu...
Kalau kebanyakan tertawa, pasti ujung-ujungnya sedih.

Karena memang benar.
Ketika sampai di rumah, saya menemukan rumah saya masih kosong, dengan ruangan yang masih gelap minus cahaya lampu. "Bro mana, ya? Masa belum pulang, sih?" Saya memutuskan untuk menelepon Bro, sementara Meylinda masih setia menemani saya dan mempersilahkan saya untuk tetap duduk di kursi Kijangnya.

Berkali-kali saya menelepon, tetap tidak ada jawaban. Bad signal, lah. Atau malah tidak diangkat sama sekali. Aduh, saya yang memang sudah berbakat parno ini semakin paranoid saja. Mulai membayangkan hal-hal yang tidak-tidak...

Lima menit kemudian, ponsel saya berdering. Dari Bro.
Percakapan sekilas saya dengan Kakak Tercinta saya itu membuat saya mengangguk mengerti kenapa rumah masih dalam kondisi kosong dan gelap.

Kamu tahu kenapa?

Soalnya sepulang kantor tadi, Bro membawa Mbak Ira ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi tubuhnya yang drop, dan tidak disangka-sangka, Mbak Ira harus rawat inap malam itu juga karena penyakit Liver yang sudah agak gawat... :(

Sungguh.
Saya benar-benar terhenyak di atas kursi dan nggak bisa berpikir apa-apa lagi selain berkata dalam hati, "Mami bener... kalau aku kebanyakan ketawa.. ternyata malemnya aku bakal sedih...."

Ah, Mbak Ira..
Cepat sembuh, ya?
Rumah nggak rame kalau nggak ada Mbak Ira.... :)

Always,
LALA
0

Hey, Birthday Girl!


Hey, You...




Perempuan manis, kecil mungil, yang selalu bikin aku ngiri karena nggak pernah bisa gendut walaupun kamu sudah menelan seluruh makanan yang tersaji di atas meja prasmanan orang kawinan!

It's almost midnite in my room *haha, ada bedanya ga sih, Bu, rumah dirimu dan diriku yang cuman beda beberapa hela nafas aja?* OK, boong... Cuman satu kali naik turun bemo itu...
Dan tepat pukul dua belas nanti.... you'll turn 29! Woohooo! Dua sembilan, Bu... DUA SEMBILAN! What an age, ya, Bu?

Remember how silly all the things we did, Bu?

Kebiasaan surat-suratan pas jaman SMP dulu, yang sukses bikin kita ngakak kayak orang gila *okay, kita emang gila! bukan kayak lagi.. hihihi* pas dibaca ulang empat tahun berikutnya alias pas kita SMA kelas dua itu?
Kebiasaan telepon-teleponan sampai empat jam, setiap hari, dan aku bela-belain naik sepeda ontel untuk sampai ke telepon umum dekat pasar sambil membawa satu kantong duit seratus recehan yang jumlahnya bisa sampai tiga ribu itu? Gila! Ngobrol apa ya, kita?? Ray**nd itu, ya? Yang kamu bilang adalah My Life Time Addiction itu?
Haha.. gila.. gila... dia bukan Addiction-ku, Ties...

Dia itu OBSESSION! Bedakan, ya... Bedakan itu... hehe...



Kita udah sahabatan berapa tahun, Say? Apa? 16 tahun?!!! Buset.. Kalau kita beda jenis, mungkin udah kawin dari dulu kali ya... *ralat: GILA KALI! gue masih doyan cowok!*

Nggak terasa kita udah bersahabat sampai enam belas tahun lamanya... Udah kayak usianya anak SMA kelas satu, tuh... Hebat ya? Apalagi sampai sekarang kita juga masih keep in touch dan sering lunch bareng....

Duh, Ties...
Nggak nyangka aja that life's brought us here, right here in this moment, where we still get the chance to talk, untuk ngegosipin siapapun, untuk berbagi cerita dan ide gila... *and thanks for your help ya, Bu... udah nekat telepon ke rumah Ray**nd dan nyamar jadi aku! Edan! Edan! Lihat, tuh... Ray**nd sampai balik ke kandangnya di Belanda gara-gara kamu!*

But hey,
Biar kata kita berdua ini saling cela-celaan...
Saling merasa lebih cakep dibandingkan satu sama lain...
Dan sering kali ketemuan buat curhat soal cowok-cowok gebleg yang nggak pernah tahu betapa beruntungnya mereka sudah berhasil merebut hati kita berdua.. *uhui!*

Aku nggak akan pernah bisa lupa gimana hebatnya kamu menjadi seorang sahabat yang selalu ada buat aku. Ah, aku rasa nih, Ties... Jemari di seluruh tanganmu nggak akan cukup menghitung berapa kali aku mengadu sakit hati ke kamu, deh... And I thank you for that! Beneran... Kalau nggak ada kamu, nggak bakal bisa deh ngelewatin masa-masa kejam pas SMA dulu... *maksudnya kita yang kejam sama temen-temen, bukan merekanya ke kita.. hahaha*

You know that I will always count on you, Ties.
Dan aku harap, kamu juga menganggapku sebagai seseorang yang bisa rely on to, bukan sebagai bodyguard kamu setiap jalan-jalan... *eh, gendutin badan dong... aku berjuang sampai ngotot juga nggak bakal bisa lebih kurus dari kamu, Jeng!* :D

Aku tahu, kamu pasti bakal bete berat kalau aku bilang, "Aku mempersembahkan posting ini sebagai kado ulang tahunmu..." Karena kamu bakal ngamuk sengamuk-ngamuknya dan ogah nraktir aku makan di Sushi Tei! Hehe... Percayalah, Ties... Aku masih cukup normal untuk tidak menolak ajakan makan di Sushi Tei dan akan memberikan hadiah buat kamu... *Well, kamu belum punya kaos kaki motif polkadot warna oranye dan ijo pupus, kan? Ntar aku beliin buat kamu deh... Apa? Tiga pasang? OK... Apa? Apa? Pingin motif macan tutul juga? Idih, Ties... Mana ada macan tutul warna pink, sih....* Haha..

Demi Sushi Tei..
Aku cuman mau ngucapin aja di sini...

HAPPY 29th BIRTHDAY, TIES!

Now you're one year older than me.... *ya, sampai tanggal 12 Februari, baru kita samaan lagi.. hahaha*

Semoga kamu selalu bahagia, ya, Ties...
Karena kamu tahu, your happiness is my every thing.
Jadi jangan sedih-sedih, ya, Ties... Bagi sama aku... SEMUANYA... *termasuk gajianmu tiap bulan itu.. *

You're always be my mentor in life, in your unique ways...
Love you so much, Dear...


Dari yang paling cakep,
LALA

0

took the moment to exhale

Pernah marah dengan seseorang lalu kamu memaki-maki dia, kamu keluarkan segenap perasaan marahmu dan menunjukkan bahwa dia salah dan kamu benar?

Lalu kamu berlalu dari depan wajahnya; wajah yang kemudian menunduk sedih karena tak percaya bahwa kata-kata sepedas itu bisa keluar dari bibirmu? Tidak menyangka bahwa seseorang seperti kamu bisa semarah itu? Atas kesalahan yang mungkin baginya tidak penting tapi buatmu seolah kalau kamu tidak marah, segalanya akan berantakan?

Dan ya..
kamu akhirnya tenang. Merasa senang. Merasa puas. Merasa lega karena telah mengeluarkan segala kemarahan yang sudah kamu pendam selama ini.

Sampai akhirnya, di setiap detik yang berlalu berikutnya, segala peristiwa tadi seolah berkelebat terus di dalam benakmu. Bagai slide show presentation yang memperlihatkan wajah bersedih orang itu, wajah kemarahanmu yang seolah tak punya hati, dan kata-kata yang kamu harap bisa tertelan kembali....

That time,
you just wish,
you took the moment to exhale.

......

But you didn't.

Hmmm....
0

suddenly empty

I'm suddenly empty.
Kosong saja.
Hampa saja.
Tidak terdengar apa-apa,
kecuali isak suara tangis saya sendiri...





Tried to take a picture
Of love
Didn't think I'd miss her
That much
I want to fill this new frame
But its empty

Tried to write a letter
In ink
Its been getting better
I think
I got a piece of paper
But its empty
Its empty

Maybe we're trying
Trying too hard
Maybe we're torn apart
Maybe the timing
Is beating our hearts
We're empty

And I've even wondered
If we
Should be getting under
These sheets
We could lie in this bed
But its empty
Its empty

Maybe we're trying
Trying too hard
Maybe we're torn apart
Maybe the timing
Is beating our hearts
We're empty

Oh oh
Oh oh
Oooooh
Oh oh
Oh oh

Maybe we're trying
Trying too hard
Maybe we're torn apart
Maybe the timing
Is beating our hearts
We're empty

We're empty
We're empty
0

GA SEGITUNYA, KALEEE....

Untuk pertama kalinya, after one whole damn year I've spent on cursing him to go to hell.. :)
Just about five minutes ago, saya bertamu di 'rumahnya'; kamu tahu nggak sih kalau membuka lembar friendster-nya adalah one of my greatest fear? Karena ujung-ujungnya saya bakal nangis, inget dia lagi, marah-marah nggak penting, lalu dendam membara kayak Mantili di Saur Sepuh (hehehe, ketauan nih betapa jadulnya dirikuh.. )

Sungguh,
perjuangan banget untuk berani masuk ke dalam rumahnya. Takut pada kenyataan bahwa he's okay, he's with someone else, dan sudah nggak peduli sama saya (emang kapan dia pernah peduli, yah? hehe)

But, hey...
Entah kenapa tadi saya malah mikir, "It's now or never. Mau sampai kapan lo lari, La? So what kalau dia baik-baik aja? So what kalau dia pacaran sana sini? So what kalau pacarnya jauh lebih cakep dari elo?"

...ketakutan itu harus dihadapi, otherwise, kamu akan merasa ketakutan terus sepanjang hidupmu...

Lime menit yang lalu, I faced my dead or alive situation! Haha... hiperbolis, ya? In fact, it was totally frightening at first. Bayangkan, in one click mouse away, akan terbangun jembatan antara saya sekarang... dan saya di masa lalu...

Should I even build the brigde to connect with my past?
Or should I just wait in the other but keep on asking the same question again and again.. keep having the same feeling again and again...?

Tidak bisa tidak.
Saya harus melakukannya.

I clicked my mouse. Slowly enough, seperti berusaha untuk tidak membangunkannya... :)
Menatap tenang sebuah layar yang memuat wajahnya...
Dan...

Ya. I saw the whole bunch of pictures... perempuan yang sama... dalam berbagai gaya... *I don't know, is she a model or something, but she's beautiful indeed*

Dan kamu tahu?

I WAS LAUGHING OUT LOUD!!!

Kenapa, La? Lo bilang ceweknya cakep... kok malah ketawa? Apa ternyata dia banci, gitu? :D

Hihihi.. jahat euy... Saya tadi ketawa... karena saya menertawakan diri saya sendiri. Segalanya seolah berkelebat seperti slide yang tampil bergantian di layar projector. Tangisan saya... Pertengkaran saya dengan Pacar *okay, mantan* karena saya masih memikirkan dia... Atau tiba-tiba merasa kangen luar biasa sama seseorang yang sudah menyakiti saya... (sehingga saya menganggap diri saya pantas masuk MURI karena keanehan saya ini! Haha!)

Jadi ketakutan saya yang nggak penting itu cuman segini nih?
Kesedihan saya yang over dossage itu cuman segini nih?

Kenapa saya cuek aja melihat dia udah moved on? Kenapa rasa cemburu itu nggak ada sama sekali ya?

Gila, kan?
Seseorang yang saya pikir telah menginspirasi segala luka yang pernah ada dan masih membekas sampai sekarang, ternyata... GA SEGITUNYA KALEEE....

wakakaka...

*Sumpah, sampai sekarang saya masih mikir: what took me so long to get here? Saya kemana aja, sih? Kok butuh setahun buat tertawa seperti ini... But still, it felt nice to laugh at my own silly stupid mistakes... *





Lyrics | Rihanna lyrics - Take A Bow lyrics
0

Insanity

Pernah merasa ini:

waiting for someone's calls... news... wondering whether he/she's okay... so afraid that something might had happened...

but then that someone's giving you the short notice,
and somehow, it doesn't please you at all?

Pernah akhirnya merasa:

why do I even bother to worry? to think? to spend my time wondering around like crazy?
when at the same time, that someone just laughs at you and thinks that you are overreacted.
Sehingga membuat kamu merasa menyesal telah menunggu kabar darinya?
and wish that: ngapain sih ngabarin? ngapain sih nelepon? ngapain sih ngasih tau? Kalau akhirnya cuman bikin kesel.......

This is my lifetime insanity.
Dan saya belum tahu, rumah rehab mana yang bisa menyembuhkannya....
0

Just Me. Just Him. And Frank Sinatra

(please click the song first before reading this)




Moon River; boleh dibilang ini adalah lagu paling kesayangan saya... dari semua lagu ever made so far, dan saya pikir akan sulit tergantikan oleh lagu apapun. Lagu yang dikenalkan oleh Mami ketika masa kanak-kanak saya yang lebih dua puluhan tahun kemarin. I still remember how she sang the song with her soft voice and the face that I will never forget. She sang it with her heart and I could see how magical a song could be... karena saya melihat keajaiban itu ketika Mami menyanyikannya...

Sampai sekarang, lagu ini tak pernah bisa tergeser dari dalam hati saya. Liriknya yang saya hafal di luar kepala... suara Frank Sinatra yang membuat saya jatuh cinta pada lelaki bersuara berat dan khas ini... dan bagaimana melodi itu membuat kaki saya ingin segera bergerak... memutari lantai.... berdansa.... Ya. Berdansa.

I picture myself dancing with the man who offers me a ring and asks me to live in his life forever. I imagine how wonderful to dance with the man I really love... dengan lagu Moon River... lalu kami saling memeluk dan berdansa... tanpa suara... tanpa kata-kata... memejamkan mata dan menikmati setiap melodi indah yang tercipta... saling merasakan hembusan nafas yang sahut menyahut.. juga getaran di dada yang seolah berirama...

Kami berdansa dan terus berdansa...
Dalam sunyi.
Dalam sepi.
Dan tak ada siapapun di sana.

Just me.
Just him.
Just us.
And Frank Sinatra.


*ditulis sambil mendengarkan Moon River, sambil melamunkan sebuah wajah yang serupa bayangan, dan tak terasa... kedua mata saya berkaca-kaca.....*


1

Stay. Leave. Live. What's your call, hm?

Do you ever have a feeling that you wanted to go but you were so afraid to do so?

Seolah berharap pada keajaiban untuk mengetuk pintu dan berkata, "Hey, bahagia ini milikmu aja... jadi nikmati tanpa takut ada yang mengganggu, ya..."

When I know magic moments are rare.
When I know magic moments don't come as often as silly moments, my silly moments.

So, what's the point?
Masih berharap pada bintang jatuh? Don't they have some kind of guidance to help them from falling over and over again to the earth? :)

Masih berharap pada keajaiban yang memang hanya terjadi ketika kita least expect it? When we spend most of the time expecting things to happen...

Duh, duh.. ceracau yang nggak penting, di pukul satu pagi, yang tanpa niat apapun, tapi nggak bisa beranjak dari depan laptop dan memilih untuk menutup layarnya. Damn! Kenapa pikiran saya jadi nggak jelas begini ya?

*You! Yeah you! I'm talking about you! Bayangan nyebelin itu!*

Sometimes... okay, most of the times, saya berpikir ini.
Should I stay... dengan kenyataan bahwa someday, bisa jadi saya sangat sangat menyesal.
Should I leave... dengan probabilitas bahwa someday, saya bisa sangat bahagia.
Should I just live the moment... kunyah perlahan, resapi sampai kenyang, nangis kalau butuh, ketawa kalau emang pingin ketawa...

I should live the moment, adalah pilihan yang tepat dan rasional, tapi bukan menjadi option ketika pagi ini tiba-tiba saya benci sekali dengan diri saya sendiri.

I'm almost 29 and I'm confused.
Help!
0

What a Complete Life

One time, seorang teman pernah bertanya ini:
"Eh, La.. gua kasih pertanyaan, terus ntar lo jawab ya..."
"Dapet hadiah?"

"Lo kata gua Tantowi Yahya?"

"Ya, kali..."
Setelah menunggu saya nyengir kuda sampai bermenit-menit *lebay.com*, akhirnya dia nanya juga.
"Jadi gini, menurut elo nih, La.. lo lebih deket sama siapa: sahabat lo apa temen kantor?"
"Mmm.. sahabat gua lah..."
"Salah."
"Lah? Salah gimana? Lo ini aneh. Nanya-nanya
tentang gua, terus gua jawab, eh malah dibilang salah."
"Ya salah, Neng...."

"Idih." "Udah, jangan sewot dulu. Gini, gini... menurut gua, ya, La... yang lebih deket sama elo, pastinya, bukan sahabat elo... tapi temen-temen kantor..."
"Hmmm..."
"Karena elo kan spent almost all day sama mereka, kan? Yang tiap hari lo ajak cekakak cekikik... tiap hari barengan makan siang... Paling lo ketemuan sama sahabat-sahabat lo cuman weekend doang, kan?"
Saya nggak pernah menyadari bahwa memang teman-teman di kantor-lah yang paling dekat dalam kehidupan saya, sampai di malam itu, ketika saya berpisah dengan teman saya usai makan di food court sebuah mal.

Iya... benar juga ya.. Yang tahu jerohan saya.. pastinya Bunda Beatrix, Senior Secretary yang duduk di samping pak kusir.. eh.. saya setiap hari. Yang tahu gimana cengengnya Lala, excitednya Lala, geblegnya Lala, jahatnya Lala, emosionalnya Lala... ya beliau ini! Saya menghabiskan 5 hari dalam seminggu, dari pukul setengah sembilan sampai setengah enam sore... dan beliau inilah yang menjadi saksi hidup betapa begajulan-nya seorang Lala Purwono.. iya, saya! :)


OK, Bunda memang dekat dengan saya karena p
ekerjaan kami yang sama... tapi saya juga dekat dengan seorang teman yang lain, yang dekat karena saya sepikiran, sepaham, hampir seumuran (dia lebih muda), dan punya kesamaan: sama-sama suka nyanyi (malah pernah ikutan audisi Idol segala terus nggak lolos bareng2.. wakakakaka)

Paulus.. iya, nama temen saya itu.. selalu menjadi partner saya saat pergi ke NAV karaoke, hangout di Grazia after office hours, bahkan ikut les EF barengan (dibayarin kantor). Curhat-curhatan soal guys and girls... saya nanya pendapatnya soal cowok.. demikian pula sebaliknya.. Dua tahun yang lalu, sempat punya pikiran untuk nulis novel bareng tapi sampai sekarang nggak pernah terwujud saking bawelnya kami berdua.. hihihi..


Oh ya, selain teman berbagi cerita, Paulus juga saya jadikan sebagai manequin hidup saya. Apa maksudnya? Hm.. jadi gini, karena saya ini sok ngerasa ahli dalam bidang fashion nih, saya sering mendandani cara berpakaiannya.... Alhasil... Ulang tahun kemarin, saya membelikan dia dasi dan vest rajutan... yang hari ini dia pakai (minus vest-nya, plus kemeja yang setahun kemarin saya belikan buat dia)... dan bikin saya terharu.... :)

You have no idea how it makes me feel...
Being surrounded by people who care and I really care about....

I'm home, with my lovely bro and his wife...
I'm having fun with GangGila...
and I have my best buddies at the office who I can talk to and share my feelings.

Oh ya...
I have you, too.. Friends I've met through technology!
what a complete life, don't you think? :)

Well... apa lagi yang membuat saya berpikir merasa sebagai makhluk paling menderita sedunia kalau saya memiliki apa yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain, kan....
0

til further notice

Modem saya ngambek.
IM2 saya juga.

Dari kemarin sore saya dimusuhin pacar-pacar saya itu dan membuat saya bertanya-tanya:
"WHY GOD, WHY ME? WHY NOW?"
*lebay.com* hihihi...

Yang pasti, pagi ini saya dateng ke kantor dengan tampang kusut walaupun tetep cakep. Hehe... Langsung naruh laptop di meja dan kabur ke ruang IT buat posting sebelum temen IT saya itu dateng.. haha... bener-bener berasa seperti maling deh, pagi ini. Or, seperti orang yang selingkuh, terus ketauan, dan lari lewat pintu belakang!

Cuman..
Ada hikmahnya juga sih kenapa modem saya mendadak gondok gitu.

Kamu tahu apa?

Well, karena pagi ini saya memang bakal direpotkan dengan banyak reports yang musti kelar by noon.

Juga..

Saya kan lagi punya hasrat untuk menulis satu novel yang musti kelar dalam satu bulan ini...

Jadi mungkin nih, saking cintanya sama saya, si Modem memutuskan untuk gondok demi kebaikan saya sendiri.. *aduh, Modem.. I love you even more deh.. * So then I will have more time to write and write...


Hm,
don't you just love how life surprises you, every day?
don't you just love to figure out the lessons you're going to learn in simple things that happen in your life?


Saya sih, sukaaaaa banget.
Menganggapnya sebagai clue or sign to make me a better person, every day.


Jadi, nih..
Saya bakal hiatus in further notice, yah... (sampai tiba-tiba nggak mood nulis lagi atau kegirangan karena modem berbaik hati lagi sama saya... hehe)

I think, I'll spend my time on working my novel project.

So,
bye for now..
hope to see you soon!

Kiss and hug,
LALA
1

while on my way...

Tadi pagi, turun dari sedan hijau Bro dan melangkahkan kaki ke kantor. Entah kenapa, all the sudden, saya kehilangan seluruh energi untuk tersenyum dan merasa kedua mata saya panas. Sungguh, saya nggak tahu kenapa. Sungguh, saya nggak mengerti juga kenapa tiba-tiba sebuah rasa yang sudah sangat lama tak terasa, pagi ini seperti mengejek saya.

Iya.
Made fun on me.
Made jokes about the fact that I am still having this thought for a guy... okay, not just a guy, but a total bastard, who came in to my life and ruined everything.

Sungguh, bukan kemauan saya untuk terus mengingat dia.
Sungguh, bukan pula saya menginginkan dia untuk terus mengacak-acak pikiran saya dan membuat saya tak kunjung berhenti memakinya, menghadiahinya sumpah serapah dalam hati, dan mengutuknya kalau bisa.

Saya benar-benar ingin melemparkan dia, keluar dari dalam hati saya.
Karena while I'm on my way to the office,
di antara langkah-langkah kaki yang seolah tak berenergi..

I just miss him.
merindukan dia yang setahun kemarin membuat saya bahagia...

(damn you, Fe! I hate you for messing my life and not giving me your goodbye!)
0

Lifetime Addiction

Saat saya bicara soal adiksi saya terhadap same flavor of cappucino, or how addicted I am with some several songs... dan banyak hal lain yang membuat saya sempat berpikir: Gua ini mencandu terlalu hebat, atau emang dasarnya weirdo?

Titi, sahabat saya, bilang, "Ah ini bukan addiction... it's just consistency."

OK. Konsisten.
Tapi tiba-tiba di kesempatan yang lain, dia malah cerita tentang Ray, seseorang di masa lalu saya, my highschool sweetheart, yang dia sebut sebagai: your lifetime addiction.

Alias: adiksi seumur hidup.

Huah... serem banget ya?
Tapi hmm....
saya rasa sih, when it comes to Ray and my feelings for him in the past, ini tidak ada sangkut pautnya dengan kecanduan atau konsistensi. Kamu tahu apa yang paling tepat? Namanya: penasaran!
Iya. PENASARAN!

Kabarnya gimana...
Sudah kayak apa sekarang...
Akhirnya rela jadi suami perempuan mana...
Kenapa dia milih perempuan itu...
Dulu nyadar nggak kalau saya ini seneng banget sama dia...
Dulu ngerti nggak kalau saya malu-malu nggak jelas itu karena saya madly in love about him!

Just that feeling.
Bukan adiksi. Bukan konsistensi.
Tapi rasa penasaran...

well... mungkin titi benar.
It's an addiction; sebuah adiksi untuk mengetahui where he is now and what would life be if I met him again... :)

(hey, Ray! Bersahabat dengan internet dong, biar aku bisa dengan mudahnya nyariin kamu... hehe)
0

The Novel Project

Sudah lama banget saya nggak menulis novel. Sejak kecanduan ngeblog, sepertinya saya sudah melupakan cita-cita saya sebagai famous novelist! Hah.. nggak boleh nih.. nggak boleh.... Saya musti stick to rule *halah!*. I have to start writing my novel. Nggak boleh nggak...

So here I am.
Just finished few pages (11, so far) of my new project. Judulnya Second Wives Club, well.. ini masih rencana sih, karena bisa jadi bakal berubah di tengah jalan.. hehe... maklum, amatiran...

Saya kasih cuplikannya dikit yah...

Bocoran 1:


Don’t you just love to see your man talking about his dreams and how he could manage to make those dreams come true? Don’t you just love to see the sparkling stars in his eyes? And at the same time, dia memelukmu erat dan membiarkan jari-jemarinya mengusap bahumu pelan dan lembut?

Ah, memang akan selalu ada hal-hal yang tak pernah bisa terbeli dengan uang.

Zara, Mango, Banana Republic… well, itu adalah barang-barang yang bisa dibeli dengan uang atau kartu plastik hebat bernama Credit Card.
Hachi Hachi Bistro, Penang Village, Jade Imperial… hem, those fancy restaurants just only accepted cash or credit card, bukan kasih sayang atau rengekan penuh simpati.
Toilet yang gratisan pun sudah jarang, kecuali toilet di apartemen atau rumahmu sendiri.
There’s something that money can’t ever buy.

Let me tell you mine.
Pelukan Kekasih ketika lama tak bertemu, kalimat-kalimat nakal dan bawel di telepon saat berjauhan, sentuhan di dahi saat merapikan poni yang jatuh berantakan di dahi, bantuan Kekasih ketika mengkaitkan gelang silver bersepuh emas putih, dan sekedar bertanya, “Hey, kamu keliatan nggak sehat. Aku antar ke dokter, ya?”
Tidak akan bisa tergantikan dengan uang, dalam jenis apapun. Logam, kertas, dan jenis mata uangnya.


Bocoran 2:

“Dan elo tuh yang nggak sopan, udah tahu gue ngasih kado yang bombastis begitu, elu masih ngata-ngatain gue dan nggak nraktir gue makan kemana gituh…”
“Bukannya siang ini gua udah nraktir elo, Bu?”
“Hey! Thirty three years old dan elu masih nraktir gue di Food Court? Kelas elu tuh udah yang Jade Imperial, Bu. Rekening elu di bank juga nggak bakal sadar kalau elu nraktir gue makan di sana…”
“Haha… usaha minta traktiran yang sangat dahsyat, Len. Lo emang tahu kalau gua paling suka dibilang pintar…”
“Hayah, emang kapan gue nyebutin gitu???” Tanya Helena bingung.
“Suka-suka gua, dong.. Elo masih mau gua ajak dinner di Jade Imperial, kan?”
Helena mengikik geli. “Iya lah…”
“Ya udah, nurut ama gua…” kataku sambil memasang mimik wajah pura-pura galak.
“Iya deh, iya… Ibu Kelana Lesmana Dewi yang baik, cantik, pintar menabung pula..” lanjut Helena yang kemudian sukses membuatku tertawa.

Ah, Helena, Helena…
Hanya karena aku menjanjikan dinner di resto mahal, dia sudah repot-repot memuji sahabatnya ini sampai setinggi langit. Gimana kalau setelah dinner nanti malam aku bilang sama dia soal tiket Mariah Carey dan permintaan khusus supaya dia menemani aku menonton konser serta menginap di hotel berbintang empat, sambil belanja sampai bangkrut di Singapura ya?

Harus siap-siap membawa tim medis nih, nanti malam.
Jaga-jaga aja, siapa tahu Helena beneran pingsan.

Bocoran 3:

Radit memandangku dengan kesal. Ya, bukan yang pertama kali ini dia merasakan kekesalan yang sama. Aku tak bisa berkata apa-apa, kecuali memeluk tubuhnya yang bergetar.

Ah, I am truly a weirdo.

Pernah nggak sih, di sepanjang sejarah, ada seorang perempuan muda yang rela menjadi wanita kedua, tapi membiarkan lelaki tercintanya itu untuk tidak menikahinya dan melarangnya untuk meninggalkan istrinya demi perempuan itu?

Pernah nggak sih, di sepanjang sejarah yang pernah kamu tahu, kalau itu semua dilakukannya atas nama cinta, karena di matanya cinta adalah memberikan segalanya tanpa menuntut mendapatkan segalanya?


Kalau memang tidak pernah terjadi dalam sejarah, well, then let me be the first.


Aku akan telepon MURI atau Guiness Book sekalian supaya segera mencatatnya karena aku adalah perempuan pertama yang rela menahan sakit hatinya sendiri dan sangat naïf dalam menerjemahkan isi hatinya.



Well, Guys...
What dya think?
Kalau emang lagi niat begini, dalam setengah jam aja bisa lahir tulisan sebanyak itu, cuman sayangnya jarang banget bisa dapet mood buat nulis novel... D'oh!

So, maaf ya, kalau agak membiarkan blog terbengkalai..
Yah, lagi sibuk nyelesein novel nih... mudah-mudahan cepat kelar, okay...

Love ya, all...
Goodnite...
0

Being Home!

Don't you just love being home?
Being at your own room; yang meskipun kayak kapal pecah, yang baju berserakan di mana-mana, terus banyak kabel-kabel yang terjulur di lantai *hidih, jorok amat sih lo, La! hehe*, tapi tetap saja.. it's your own room, it's your own bed, tempat kamu biasa menghabiskan waktu... every day!

Ah..
Don't mind what I've said kalau kamu masih saja sibuk mencari-cari 'home' atau apalah namanya.
Don't mind what I've said kalau kamu masih belum mendefinisikan what a home and how it could be called as home.

Don't mind every thing that I would like to say, ya..

Karena kamu tahu kenapa?
I JUST LOVE BEING HOME... AGAIN!

Setelah perjalanan panjang yang sangat melelahkan... he-eh, yang ke Jogja itu lho... it just feels great to live and breath in my home sweet home.. tempat melepas lelah tiap harinya itu.. tempat saya bertukar cerita dengan Bro.. tempat saya berebut kamar mandi dengan kakak ipar saya.. tempat saya diem-diem menggoreng chicken nugget milik mereka karena saya kelaparan! :D

I'm glad, I'm home.
It ain't heaven, I know.
But for my super tired body tonite, it feels... just like it :)

*siap-siap mandi, lalu ngeblog lagi... hehehehe*
0

fireworks outside the window

I really had no idea; it was already midnite atau cuman sekedar kerjaan iseng-isengan manusia-manusia yang hidup di kompleks perumahan tempat saya tinggal (gua hajar aja kalau iseng! hehe). Yang saya tahu, saya terbangun karena mendengar suara berisik dari luar jendela. Mirip tentara latihan perang! :D

Ketika melihat jam di ponsel, saya baru sadar.. yeah, sudah midnite, pantesan... sudah ganti tahun, sudah ganti kalender... Udah 2009 (hm, nggak ada yang beda, nih.. kirain saya bakal berubah jadi seperti Cinderella persis jam 12 malem.. ternyata saya masih secakep Snow White.. hihihihi...

Bunyi fireworks yang bising membuat saya terbangun lalu mengintip keindahan buatan itu dari balik jendela. Sambil berjaga-jaga mirip tentara perang; tau ga sih.. ada bangkai-bangkai kembang api yang berjatuhan di atap rumah saya! Can't you imagine gimana perasaan saya? Was-was campur seneng karena bisa melihat fireworks sebegitu dekat? (hey, saya ini nggak pernah liat fireworks secara live lho! Sumprit!)

So, yeah..
I saw the fireworks,
outside my window's glass.
And I asked myself again and again...

"So, now, what?"
"Another book?"
"Another brokenhearts?"
"Another stupid things?"

I just stood silent. Membiarkan mata menikmati keindahan fireworks dari balik jendela.
Sudah.
Begitu saja.
Tahun baru 2009 yang terasa tidak banyak bedanya ketimbang tadi saat saya tidur untuk menabung energi buat melekan ke Jogja dua jam lagi... :)

(eh, memang nggak ada yang berubah di awal tahun 2009 ini... kecuali , mmm... rambut saya.. hehehe)


...and... narsis saya yang semakin bertumbuh dengan bergulirnya waktu! wekekeke...