2

every time we'd say goodbye...

It's so hard to be away from someone that I really care about; miles and miles away from him... Dan setiap berpisah darinya, seolah tercubit oleh kenyataan bahwa saya dan dia jauh! Tak bisa berlekatan seperti manusia tak sempurna! Dan memikirkan betapa saya harus berjauhan dengannya selalu membuat saya gelisah dan sedih....

Too far away to brigde the distance dan sepertinya melelahkan juga untuk tak selalu bisa ada......


From LYRICSMODE.COM lyrics archive


Everytime we say goodbye, I die a little,
Everytime we say goodbye, I wonder why a little,
Why the Gods above me, who must be in the know.
Think so little of me, they allow you to go.
When you're near, there's such an air of spring about it,
I can hear a lark somewhere, begin to sing about it,
There's no love song finer, but how strange the change from major to
minor,
Everytime we say goodbye.

When you're near, there's such an air of spring about it,
I can hear a lark somewhere, begin to sing about it,
There's no love song finer, but how strange the change from major to
minor,
Everytime we say goodbye.

Aih!
Sama cowok yang mana lagi, Lala Sayang?
Hehe....

(ini gosip! saya cuman seneng aja sama lagu ini!!! plis deh.... ) hehehe...
2

Are You Tired, Hm?

Women come and go in his life. Membuat bising hidupnya. Telepon yang berbunyi seolah irama yang konstan, membuat pusing kepalanya. He's just trying to be nice and I know that for sure; karena saya melihat sendiri betapa lelahnya kedua matanya yang memohon agar semua dering telepon dan SMS itu berhenti.

Sampai suatu kali dia berbisik, "C'mon..." dan berlalu menjauh hanya untuk menerima telepon demi telepon yang berdering setiap beberapa menit sekali! Ugh!

I'm in love with a guy like him. Infact, I am one of the regular caller babes in his cellphone.
Tapi melihatnya seperti itu, melihat kedua biji matanya yang tak lagi bening tapi  penuh dengan kelelahan, melihatnya harus bermanis-manis padahal sebelumnya ia mengeluh, saya tahu, dia bukan seorang lelaki yang bahagia.

Dia lelah!
Dia sangat lelah!

Setiap pahlawan butuh untuk istirahat juga. Setiap aktor butuh jeda juga. Setiap atlit sepak bola butuh waktu untuk turun minum.
Tapi dia tidak pernah berhenti.
Dua puluh empat jam sehari, tujuh hari dalam seminggu.

Berjalan seperti clock-wise.
Dan saya tahu, I think he had enough of it.

Kapan-kapan saya akan bertanya lagi kepadanya; setelah saya yakin bahwa dia tidak mengeluh lelah sesaat sebelum mengangkat telepon dari saya.
Saat saya yakin, baru saya akan bertanya: "Are you tired, hm?"

Dan saya tidak akan tawarkan apa-apa kecuali satu kalimat ini: "Istirahat, ya..."
Sambil berharap, mereka, perempuan-perempuan itu... mau mengerti.
0

Birthday in Frames

Just wanna share the pictures of my simple birthday celebration, yang diadakan hari Minggu, tanggal 15 Februari 2009, di satu rumah makan yang pernah menjadi rumah makan favorit keluarga saat masih kecil dulu... agh... kangen Mami jadinya! :)

...emang kapan ya, nggak kangen Mami? Hehe.

Enjoy my birthday in frames, guys...








3

SEBUAH DOA UNTUK ADIKKU


Originally written by a so called Sister that I really love;
Imelda Coutrier Miyashita

Saat pertama aku mengenalnya, aku pikir .... oh she is not my type. Apalagi dia berbintang "Aquarius"... aku kurang cocok dengan orang Aquarius jadi aku pikir tidak akan bisa bersahabat dengannya. Juga begitu membaca tulisannya... aduh kok ceritanya tentang cinta dan patah hati terus... Aku pikir, kenapa sih hidup itu hanya berkisar di pencarian pasangan hidup melulu? Dia sudah sangat berkualitas bahkan tanpa siapa-siapa...

Tapi dari tulisannya yang sekian banyak itu dia memancarkan energi yang tidak habis. Yang tersirat dari tulisan mengenai kehidupan seorang gadis yang berusaha untuk membaca hidup itu sendiri, dengan gayanya yang ceria. Meskipun kadang di balik keceriaannya itu tersimpan gulana yang menggunung. Tapi dia tidak pernah putus asa. Dan itu memberikan sentilan padaku untuk memandang hidup dengan lebih ringan, lebih ceria dan tak putus asa.

Aku dan dia memang dua pribadi yang sangat berlainan. Dia banyak menulis tentang aku yang memuji-muji dan iri tentang aku. Tapi dia tidak tahu bahwa aku juga iri dengan kehidupannya, dengan sifatnya, seorang gadis single, yang berdikari, yang punya cita-cita yang konkrit dan sebagian sudah dicapainya. Dia punya banyak teman yang mendukungnya dan disukai orang-orang. Aku iri akan ketenaran dia, atas hasil yang dia capai. So, aku pun bisa iri padamu, apalagi orang lain dik?

Jangan gelisah soal pasangan hidup ya dik... Dia akan datang pada waktunya. Kalaupun dia tidak datang, kamu sebagai suatu pribadi yang ulet, sanggup mengalahkan dunia kok. Aku yakin itu. Dan aku akan berada di belakang kamu terus seandainya kamu butuh aku. Kalau butuh banyolan yang bisa mengurangi gelisahmu, aku selalu ada untuk kamu.Jangan ragu dalam melangkah (meskipun aku tahu kamu tidak ragu, but sometimes you lost that courage). Enjoy your life, every single second of your life.


Tuhan,
terima kasih karena Engkau telah memberikan aku seorang teman yang unik, yang bisa begitu ceria di hari-hari cerahnya tapi di suatu saat begitu terpuruk dalam kesedihannya, yang bisa begitu bawel mengomentari hal-hal yang tidak perlu tapi berkata yang tepat untuk sesuatu yang serius tetapi kami berdua bisa tertawa bersama menghadapi keanehan-keanehan di dunia ini dan kami berdua juga bisa menangis bersama membicarakan cinta.

Tuhan berkati dan lindungi dia dalam setiap langkah yang dia tempuh. Ringankan semua gelisah dna ketakutannya. Bantu dia dalam kesendiriannya. Limpahi dia dengan kasih sayang tak berujung.

Karena aku sayang dia, adikku Lala.
Yes, I do care about her.

Happy Birthday 12-02-09
from your so called sister

Imelda Coutrier


Lala says:
I won't say word, because no word can explain my deepest feeling for you, Dear Sistah.
I just wanna thank you, 
For being who you are.
For being YOU.

MWAH!
Soal kado itu, don't bother to give me anything. You've given me alot! :) Love you, love you, love you! 


Ps.
Thanks juga buat Yessy Muchtar untuk tulisannya juga buat kadonya yang spesial ini... You know how I felt, dont you, Babe? :)

1

when will I have my nerves to fly again?

Kemarin sore, saya menemani Bro menjemput Mbak Ira yang sejak hari Jumat kemarin, terbang ke Bali untuk mengikuti acara outting tahunan yang diselenggarakan oleh kantornya; khusus untuk karyawan berprestasi dalam lingkup seluruh Indonesia. Hebat, kan?

Sore itu, pukul empat lebih sedikit, saya sudah duduk di sebelah Bro yang mengemudikan sedan hijaunya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Maklum, kami berdua terlambat bangun (akibat nggak pulang-pulang dari PTC beberapa jam sebelumnya! hihihi) sementara pesawat yang ditumpangi Mbak Ira seharusnya sudah mendarat pukul setengah lima. 

Belum sepuluh menit meluncur di jalan tol, tiba-tiba Mbak Ira menelepon dan bilang kalau pesawatnya masih baru akan berangkat! Hiyaaahhh!!! Akhirnya, Bro memutuskan untuk menurunkan kecepatan dan berjalan dengan kecepatan minimum di jalan tol yaitu 60km/jam. Biar nggak bengong di bandara, katanya.

*Bukannya bisa nunggu di cafe atau resto di sana, La?*
*Bisa sih... tapi kamu mau bayarin, nggak? Harganya bener-bener nggak penting, kaleeee!* :D

Pukul lima, saya sudah sampai di sana. Kami melangkah menuju tempat kedatangan domestik yang jaraknya cukup jauh dari tempat parkir mobil *heran, deh! kompak banget sih, ngambil jam penerbangan yang sama? Bandara jadi rame banget!*. Di layar monitor, belum nampak tanda-tanda pesawat terbang yang membawa penumpang dari Denpasar akan mendarat di Surabaya, sehingga saya dan Bro bener-bener mati gaya!

...walaupun akhirnya saya memaksa Bro untuk jadi fotografer dadakan dan saya jadi seorang model nggak tahu diri yang dengan narsisnya berfoto-foto ria dan cuek banget walaupun diliatin banyak orang! *untung saya cakep... jadi paling nggak, saya nggak terlalu malu deh...* :D 

Ketika saya capek jadi fotomodel dadakan, saya pun pamit Bro untuk menunggu di tempat duduk saja, daripada menemaninya berdiri di dekat exit. Biar romantis, mungkin yaa... Keluar dari pintu kaca langsung ber-dadah dan berlari memeluk istrinya.... hihihi...

Nah,
saat duduk sendirian *iya, iya, ada banyak yang lain... * saya pun iseng mengamati manusia-manusia yang berjalan hilir mudik di depan saya. Ada yang menggendong ransel, ada yang mendorong troli berisi koper dan tas, ada yang menarik koper, ada yang jalan melenggang dengan santainya diikuti oleh portir bandara..

and suddenly, saya berpikir.
"Kapan terakhir kali saya naik pesawat terbang, ya?"

Hmmm..
Saya ingat. It was late December 2006, saat saya pulang dari Jakarta, usai menghadiri pernikahan Inang, teman kantor saya di Jakarta. Meskipun berkali-kali setelah itu saya pulang pergi ke Jakarta, tapi saya memilih untuk menempuh jarak sejauh 700-an kilometer itu dengan kereta api saja, bukan dengan pesawat.

Karena mahal?
Ah, kalau urusan mahal sih bisa diatur dengan pesan tiket online jauh-jauh hari, kan?
Dan lagipula, saya bukan orang yang suka traveling dadakan. Saya malah harus mempersiapkan tiket dan hotel untuk tempat tinggal, satu bulan sebelumnya... Jadi seharusnya saya bisa sekali pesan tiket tiga bulan sebelumnya!

Lantas kenapa?

Saya masih terlalu parno dengan pesawat yang jatuh!
Pesawat yang hilang!
Pesawat yang tergelincir!
Dan semua kecelakaan pesawat yang berakibat fatal atau hanya trauma sedikit saja.

OK. I know, kalau sudah urusan maut, mau naik kereta juga bakal berurusan juga dengannya. Tapi, entah kenapa, pesawat terbang adalah satu alat transportasi yang sangat sangat membuat saya ketakutan nggak jelas!

Banyak dosa kali, La??
Hm, sepertinya sih begitu.. :(

Terus, lo nggak ngelakuin apa-apa? Tobat kek... :)
Itulah.... Mau tobat kayak gimana, tetep aja saya ketakutan! Gebleg ya? Aneh, ya? Sinting ya? Edan ya? Goblog ya?

Sore tadi saya benar-benar menghabiskan energi saya untuk mengulang terus pertanyaan itu:
"When will I have my nerves to fly again?"

Hah... kapan yaaaa... KAPAN????

*perbaiki sholat, rajin-rajin baca Al-Qur'an, sering-sering puasa, jangan ganjen sama cowok, jangan pake baju terlalu mengumbar aurat..... aduh! Jelas aja saya takut! :( *


1

What if Prince Charming Had Never Showed Up?

I'll write something more about this,
tapi saya mo culik quote manis ini, sekarang...


"What if Prince Charming had never showed up? 
Would Snow White have slept in that glass coffin forever?
Or would she have eventually woken up, spit out the apple, gotten a job, a health-care package, and a baby from her local neighbourhood sperm bank?
I couldn't help but wonder:
inside every confident, driven single woman, is there a deliver, fragile princess just waiting to be saved?"

Hmm... keren nggak sih????
Dalem nggak sih???
Ah, ntar saya cerita lebih dalem lagi ah... biar seru... eheheheh
1

A Glass of Wine

A glass of wine, right before my eyes.
But I search for a glass of water, the whole life time.

Intisari dari cerita Dee di bukunya rectoverso itu membuat saya berpikir lagi.
Ditambah pula dengan kata-kata 'Kakak' saya, Imelda, kalau ini adalah 'LALA BANGET'.
Akhirnya saya berpikir...

Apakah iya saya begitu?
Mengabaikan gelas dengan tangkai yang tinggi dan terisi penuh dengan anggur dan memilih memuaskan dahaga dengan air putih saja?

I told her, "Lucky me, karena aku nggak suka alkohol..."
And she laughed.

Tapi saya tahu, semua juga tahu, even the angels :) know...
Kalau sekarang, saya benar-benar kepingin untuk menyukai alkohol itu...
1

Bizzare Love Triangle


I hate love triangle.
Cukup dua orang saja; because three is a crowd! Sesak! 

That's why I hate being involved in a love triangle; siapa yang mau, coba? :)
Maksudnya, kalau seseorang itu sudah dekat dengan someone special, walaupun statusnya masih pedekate, saya bakal menolak untuk dekat dengan orang itu. 

One time, a good friend of mine bilang, "Janur kuning kan belum melengkung, La..."

But what if I stay, tapi ujung-ujungnya saya terluka? 
Nangis?
Kecewa?
Sedih nggak karuan?
Bukankah lebih nyaman kalau tidak perlu nyebur ke lautan yang dalamnya nggak terduga, sehingga kita bisa tahu bagaimana caranya menyelamatkan diri?

Tapi dia bilang, "Itu namanya lo naif, La... Nggak mau ambil kesempatan... Lo nggak jadi cewek bitchy, kok... Semua available kali... selama dia masih belum menikah, all men are available for you, Darling..."

Saya diam.
Dia makin nepsong aja nasehatin saya.

"La, siapa tahu malah elo yang jodoh sama dia?"

Saya masih diam.
Dia masih nepsong, pastinya.. :D

"Dan siapa tahu juga, lo yang malah mundur setelah semakin dekat sama orang itu, dan kenal betul karakternya seperti apa..."

That time, I was totally speechless....