Women come and go in his life. Membuat bising hidupnya. Telepon yang berbunyi seolah irama yang konstan, membuat pusing kepalanya. He's just trying to be nice and I know that for sure; karena saya melihat sendiri betapa lelahnya kedua matanya yang memohon agar semua dering telepon dan SMS itu berhenti.
Sampai suatu kali dia berbisik, "C'mon..." dan berlalu menjauh hanya untuk menerima telepon demi telepon yang berdering setiap beberapa menit sekali! Ugh!
I'm in love with a guy like him. Infact, I am one of the regular caller babes in his cellphone.
Tapi melihatnya seperti itu, melihat kedua biji matanya yang tak lagi bening tapi penuh dengan kelelahan, melihatnya harus bermanis-manis padahal sebelumnya ia mengeluh, saya tahu, dia bukan seorang lelaki yang bahagia.
Dia lelah!
Dia sangat lelah!
Setiap pahlawan butuh untuk istirahat juga. Setiap aktor butuh jeda juga. Setiap atlit sepak bola butuh waktu untuk turun minum.
Tapi dia tidak pernah berhenti.
Dua puluh empat jam sehari, tujuh hari dalam seminggu.
Berjalan seperti clock-wise.
Dan saya tahu, I think he had enough of it.
Kapan-kapan saya akan bertanya lagi kepadanya; setelah saya yakin bahwa dia tidak mengeluh lelah sesaat sebelum mengangkat telepon dari saya.
Saat saya yakin, baru saya akan bertanya: "Are you tired, hm?"
Dan saya tidak akan tawarkan apa-apa kecuali satu kalimat ini: "Istirahat, ya..."
Sambil berharap, mereka, perempuan-perempuan itu... mau mengerti.